Monday 4 January 2010

Menuju Sistem yang Lebih Baik...

Persoalan sampah merupakan persoalan klasik dalam setiap penataan wilayah. Depok merupakan kota yang berkembang pesat, sebagai kota satelit dari Jakarta. Semakin bertambahnya kepadatan penduduk, mengharuskan pemerintah kotamadya meninjau ulang sistem kebersihannya. Betapa pun, usaha yang akan dilakukan mesti memiliki pijakan hukum yang kuat dan jelas. Sikap disiplin warga perlu dipupuk dan diberi ruang hukum publik agar kebanggaan warga untuk berketeraturan memiliki "law common sense". Berikut ini merupakan sebuah artikel dari harian Republika, tanggal 04-01-2010 yang memberitakan upaya pemkot Depok tersebut. Selamat membaca !



dari REPUBLIKA, Senin, 04-01-2010




Friday 18 December 2009

Tips : Pola Geometri Terapan

Penerapan pola-pola geometris dalam disain lansekap memiliki latar belakang filosofis tertentu. Bentuk geometris memiliki aura dan suasana yang terbangun oleh eksistingnya. Berikut ini contoh penerapan beberapa pola geometris dan pola-pola dampak pemasangannnya :

1. Bentuk geometris Bujur sangkar.

Dipasang untuk stepping-stone, wall atau bagian yang lain.
Bentuk ini member kesan feminin namun tegas, proaktif dan menghadirkan suasana verbal. Bagi pengguna yang biasa membuat keputusan kerja melalui penghadiran wacana, diskusi dan atau rapat-rapat maka bentuk ini akan mewakili spirit tersebut. Aura biru dan abu-abu adalah aura yang hadir kuat dalam bentuk ini. Artinya tenang dalam kesendirian, peduli dan sangat cinta hidup.

2. Bentuk Geometris Persegi panjang.

Dipasang untuk stepping-stone, dinding atau plasa
Bentuk ini memberi kesan yang lebih luas, maskulin, proaktif dan tetap memberi suasana verbal. Bagi pengguna yang biasa membuat keputusan kerja melalui penghadiran wacana, diskusi atau rapat-rapat maka bentuk ini mewakili spirit tersebut. Maskulinitas yang dihadirkan dan diwakili bentuk ini dalam konteks kekuasaan dan otoritas pembuat keputusan. Anehnya, bentuk ini menghadirkan kesan hadirnya penentu sikap yang tegas dan kadang kaku, egois dan tidak peduli. Ura yang hadir dari bentuk ini biasanya coklat, kuning dan biru. Yang berarti cerdas dan dewasa.

3. Bentuk geometris lingkaran

Dipasang untuk stepping-stone, dinding atau plasa
Bentuk ini member kesan kekuatan diam, namun kompromistis. Penggemar bentuk lingkaran cenderung orang-orang yang lebih menyukai aksi daripada komunikasi verbal. Keputusan yang diambil biasanya merupakan decision on action. Keluasan juga hadir dalam bentuk lingkaran. Keluwesan sikap merupakan bangunan suasana oleh bentuk ini. Aura yang menonjol adalah putih dan kuning. Artinya spiritual, religious dan cerdas.

4. Bentuk polygonal

Dipasang untuk plasa, stepping-stone.
Bentuk ini memberi kesan kompleksitas yang cerdas. Kuat dalam kemampuan verbal merupakan penggemar polygonal ( bisa heksagon, octagon, pentagon ), kuat secara daya dan unik dalam gaya. Aura yang muncul dari bentuk-bentuk polygonal ini biasanya biru, kuning dan merah.

Monday 7 December 2009

Tuesday 1 December 2009

Fenomena Alam : Antisipasi dan Peramalan

Oleh : Supatmono
(Disarikan dari Ombudsman, FB Michael Roland dan catatan pribadi)


Indonesia terletak di pertemuan lingkar pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Selain itu Lingkar luar, Sebelah barat P Sumatera dan sebelah selatan P Jawa, merupakan garis pertemuan dua lempeng benua : Eurasia dan Australia. Sedangkan lingkar luar P Sulawesi, Maluku Utara dan P Papua, merupakan pertemuan tiga lempeng sekaligus : Eurasia, Australia dan Pasifik. Aktifitas gunung-gunung di Indonesia dan subduksi akibat pertemuan dua dan tiga lempeng benua tersebut di wilayah NKRI, mengakibatkan hampir sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi.


Kearifan Lokal


Upaya-upaya untuk mengantisipasinya telah dilakukan banyak pihak, meliputi kesiapan dan penanggulangan dampak gempa. Heri Syaefudin memiliki konsern atas hal tersebut. Dalam setiap kesempatannya menjadi seorang landscaper yang dituntut mendisain bangunan, dia gunakan konsep bangunan tahan gempa yang dibuat dari bahan-bahan "eco-friendly". Dengan menggunakan bambu sebagai bahan konstruksi disainnya, Heri menawarkan sebuah cara pikir yang antisipatif terhadap fenomena alam di Indonesia.

Bangunan-bangunan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Situ Pengasinan menunjukkan kreatifitas karya yang sederhana namun unik. Pengoptimalan fungsi bambu, dalam pilar pendopo dua tingkat, pintu geser dan pagar-pagar bilik menegdepankan sentuhan khas kedekatan dengan alam-lingkungan. Walau bamboo secara efektif berdaya tahan 20-25 tahun, bagi Heri itu justru menjadi latar belakang proses kreatif yang hendak ditularkannya pada generasi berikutnya. Artinya bagi generasi yang akan datang dituntut pula untuk mendisain bangunan yang baru sebagai penggantinya. Sebuah kepekaan dan cara pandang pengalir berkah bagi sesama.

Lebih penting adalah bahwa cara Heri memberadakan karyanya sangat dinafasi oleh semangat seorang anak muda, yang rindu maujudnya rahmatan lil ‘alamin. Pada akhirnya lapis demi lapis intelektualitas manusia mestilah dilahirkan di pertengahan, sederhana dalam mengemban amanah keadilan atas alam, diri dan masyarakatnya. Semakin tinggi kerumitan teknis sebuah karya, maka akan semakin sederhana performansinya. Itu lah hukum keindahan teknologi apa pun.

Peramalan

Selain antisipasi, kita juga memerlukan sebuah metode peramalan gempa. Saat telah terdapat kemajuan dalam ilmu pengetahuan kegempaan, yaitu metode peramalan gempa. Metode ini dikembangkan oleh seorang ahli entomologi, Dr Reginald J Robert. Menarik untuk disimak, bahwa metode peramalan ilmuwan ini memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi, 70-90 %. Tidak begitu jelas terungkap, memang, tentang bagaimana Doktor RJ Robert membuat peramalan ilmiahnya tersebut. Namun demikian hasilnya dapat kita simak di situs :

http://www.nextearhtquake.com

Tuesday 17 November 2009

Pioneer


Usaha nyata harus dilakukan dalam rangka mewujudkan kepedulian atas lingkungan hidup. Berbagai kondisi lingkungan membutuhkan aksi, kreasi dan revolusi cara pandang dan titik awal
keberangkatan yang berbeda. Situ Pengasinan yang berlokasi di Sawangan merupakan sebuah objek kepedulian lingkungan yang harus digarap secara terpadu. Namun untuk memulainya perlu dilakukan usaha swadaya.

Pada akhirnya memang banyak instansi pemerintah yang bersedia dilibatkan dalam konsep penataan ulang Situ Pengasinan, dengan mengedepankan penataan agrowisata berbasis budidaya tanaman hias oleh para petani di lingkungan Situ.